kembali
ke Indeks

 

Biografi

ASAH Indonesia Tur II
25 Maret - 19 Mei

 
 

 
Pianis Indonesia, ARY SUTEDJA-DAVID, mendapatkan gelar “Master of Music”-nya di Bidang Seni Pertunjukan Piano di Universitas Towson di Baltimore, Maryland pada tahun 1992 di bawah bimbingan Reynaldo Reyes. Ary berhasil menyelesaikan studinya di Towson dengan predikat “summa cum laude”, dan memperoleh penghargaan “Outstanding Achievement in Music”, Pemenang “The Peggy and the Yale Gordon Foundation Scholarship”, dan pemenang “The Talent Award Competition”.

Ary kemudian melanjutkan gelar sarjananya di St. Petersburg Conservatory, Rusia, di bawah bimbingan Sofia Vakman, Sergey Uryvaey dan Valery Visnesky. Guru-gurunya di Indonesioa termasuk Iravati M. Sudiarso. Saat tinggal di Jerman, ia mengikuti tur bersama denagn The Bremen Opera Theatre sebagai pengiring piano di bawah arahan Kapellmeister Gunther Bauernschenk. Ary kemudian kembali ke Indonesia pada tahun 1993. Tahun 1994, Ary bersama teman-temannya Soun Youn Yoon (pemain Oboe dari Korea) dan Sharon Eng (pemain biola dari USA) mendirikan grup musik bernama Nuansa Klasika. Mereka telah mengadakan konser di berbagai negara di : Korea, Indonesia, Thailand, Inggris, Amerika (April 2006 di markas besar PBB di New York), Yunani, Kuwait, dan Australia. Di tahun 1999, bersama suaminya, Mikhail David, Ary mendirikan JakArt, sebuah Festival Seni, Budaya dan Pendidikan yang diadakan setiap tahunnya di kota Jakarta. Di JakArt Ary menjabat sebagai Sekretaris Jenderal. JakArt festival telah menggelar lebih dari 1000 pertunjukan dan pameran-pameran berkelas dunia sampai pertunjukan-pertunjukan seni yang dilakukan secara spontan oleh para seniman lokal dan mancanegara. Festival ini telah diadakan di lebih dari 300 tempat dan lokasi di dalam dan di luar Jakarta, dari tempat-tempat tertutup hingga tempat umum dan melibatkan lebih dari 1000 sukarelawan yang sangat antusias terhadap JakArt dari seluruh kalangan masyarakat hingga seniman-seniman luar negeri.

Pada tahun 2004, JakArt menggelar Festival a la Carte, sebuah festival yang keliling di 15 kota di Jawa dan Bali. Hal serupa juga diselenggarakan oleh JakArt dengan mengelilingi 12 kota di Peloponese (Yunani) dan di Athena dalam rangka Olimpiade Kebudayaan di Athena 2004. JakArt telah didukung oleh UNESCO sejak tahun 2002 dan merupakan salah satu Anggota Pendiri dari “Association of Asian Performing Arts Festival (AAPAF)”. Anggota AAPAF lainnya termasuk Singapore Arts Festival, Shanghai Arts Festival, Hong Kong Arts Festival, Adelaide Arts Festival dan lain-lain. Ary adalah anggota Dewan Kesenian Jakarta tahun 2003-2006, juga anggota dari Komite National Indonesia untuk Kebudayaan, periode 2002-2004. Saat ini Ary adalah salah satu Anggota Eksekutif AAPAF dan aktif mengadakan pertunjukan solo piano dan musik kamar baik di dalam maupun di luar negeri. 

Cellis, Asep Hidayat, dikenal aktif memberikan resital-resital dan konser-konser baik untuk solo cello maupun musik kamar di tanah air maupun mancanegara, seperti Malaysia, Singapura, Thailand, Australia dan Jepang. Repertoar yang ia mainkan bervariasi dari jaman Renaissance hingga kontemporer. Setelah mendapatkan Master of Degree-nya di bidang Performance pada tahun 2002 di Osaka Kyoiku, Ia bergabung dengan Orkes Profesional di Jepang “Heinrich Suitzt Ensemble” (1999 – 2002). Di kota tersebut ia juga tampil di beberapa festival seperti Osaka Cassal Festival, dan Osaka Music Festival. Ia juga tampil spektakuler bersama 1000 Cellist dari seluruh dunia di Kobe. Asep tampil tiga kali terpilih untuk mengikuti The ASEAN Youth Music Workshop di Kuala Lumpur, Manila, dan Jakarta. Ia juga ditunjuk untuk menjadi Tutor Cello dalam workshop tersebut di Bangkok. Tampil bersama The Australian Virtuoso Ensemble di Townsville Queensland Australia.

Belajar cello pertama kali di Sekolah Menengah Musik Yogyakarta (1982 – 1986) di bawah bimbingan Yoesbar Djaelani. Ia melanjutkan pendidikan musiknya di Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta (1986 – 1991) di bawah bimbingan Renee Bermann cellist dari Belanda. Ia juga mengikuti Master Class di Australia dengan Tess Remy Schumacher dan Prof. DR. Alexander Ivaskin. Saat ini Asep mengajar Mayor Cello di Institut Seni Indonesia Yogyakarta dan Sekolah Musik Internasional Jakarta.

Mikhail Neocles David
Karya awal Mikhail di bidang Visual Art cenderung bergaya minimalis yang tercermin dalam beberapa pameran tunggal ataupun pameran bersama di berbagai Negara seperti Yunani, Italy, Kanada, Australia, Indonesia dan lain sebagainya. Pada tahun 1990-an Mikhail tertarik dengan seni instalasi dan mulai menciptakan “lingkungan yang penuh dengan atmosfir interaktif lintas-disiplin” melibatkan semua panca indera. Untuk tujuan ini, Mikhail menciptakan “ruang” khusus yang disebuat “The Stage” (Panggung) diantara tahun 1991 hingga 1996, yang kemudian dikenal sebagai “garis depan-nya avant-garde”, sebuah penanda kegiatan seni di Jakarta yang menjadi tuan rumah lebih dari 3,000 artis local dan luar negeri

Mikhail menikah dengan pianis/musisi ternama bertaraf internasional, Ary Sutedja-David. Bersama istrinya, Mikhail mendirikan organisasi berbasis akar-rumput pada tahun 1999 yang bertujuan untuk mendemostrasikan, mengekspose, membagi, mengajak dan mempromosikan seni. Hasilnya adalah JakArt@2001, JakArt@2002 dan JakArt@2003, JakArt@2004 sebuah Festival Seni, Budaya dan Pendidikan bertaraf Internasional untuk memperingati hari ulang tahun Kota Jakarta pada bulan Juni.

Pada bulan Juli 2003, Mikhail mengintegrasikan berbagai ketertarikan, bakat dan kegiatannya hingga akhirnya muncullah sebuah konsep/kreasi yang diberi judul “Penghargaan bagi Kesinambungan Adikarya Umat Manusia”. Instalasi/eksibisi yang di tampilkan adalah sketsa impresi penuh karakter yang menawarkan berbagai kapasitas dan kemungkinan dari proposal Mikhail untuk pengkreasian sebuah pertunjukan pendidikan secara kronologis yang menyeluruh  yang bersifat nomaden dan komprehensif. Acara tersebut bertempat di Museum Nasional Jakarta, didukung oleh Direktur Jenderal UNESCO, Koichiro Matsuura dan Menteri Budaya dan Pariwisata, I Gede Ardika.

René van Helsdingen lahir di Jakarta, Indonesia, pada tanggal 25 Februari 1957. Ia berkebangsaan Belanda. René belajar musik klasik pada Ny. Komter Loeber di Belanda dari tahun 1962 – 1972. Kemudian ia belajar musik Jazz pada Terry Trotter dan Lazlo Cser, Los Angeles, pada tahun 1979. Pengaruh musiknya didapatkan dari Oscar Peterson, McCoy Tyner dan Bill Evans. René telah melakukan rekaman dan produksi untuk beberapa label rekaman, antara lain Virgin, Timeless, WEA, Pasific. Perusahaan rekamannya sendiri adalah Helsdingen Music and Munich Records, Wageningen, Belanda.
Karya piano Jazz René bersifat jelas dan melibatkan audiens. Ia menciptakan sendiri sebagian besar repertoar yang dimainkannya. Pada tanggal 23 Desember 1996, The Age Melbourne menulis, “Seorang pianis terkemuka yang bisa bermain dengan nyaman dalam nuansa yang ramai, gaya yang impressionis, ataupun dalam suasana yang tenang. Permainan solonya ringkas dan cekatan.

Hermawan adalah teknisi piano yang dihormati. Lahir 24 Maret 1959. Ia belajar memperbaiki piano di Yamaha dan bergabung dengan Yamaha sampai dengan tahun 1986. Ia berwira usaha sebagai teknisi piano sampai sekarang. Pak Hermawan juga telah melakukan tur bersama Asah sejak tur tahun 2006 / 2007.

Sari Sabda Bakti
Lahir  25 Februari 1962. Dunia teater adalah nafas kehidupannya. Tidak saja piawai sebagai aktris teater, ia juga sering dinobatkan menjadi manajer panggung untuk berbagai pentas yang dipersembahkan Teater Koma. Kepuasannya terpancar ketika menangani kesuksesan JakArt dan berbagai pentas Teater Koma.  Dede, panggilan kesayangannya, ingin agar Jakarta menjadi kota seni. Saat ini Ia menjabat sebagai Ketua Bidang Keuangan dan Administrasi Dewan Kesenian Jakarta.

Trisutji Kamal, adalah pianis dan komponis Indonesia yang produktif, lulusan Conservatorium Santa Cecilia Roma, Italia, tahun 1965, di mana ia juga memperdalam bidang Perkusi, Sejarah dan Gaya Nyanyian Folklore dan Akustik Musik. Sebelumnya ia pernah belajar komposisi di Amsterdam dengan Henk Badings, seorang komponis ternama di Belanda. Trisutji juga belajar di École Normale de Musique, Paris. Sekembalinya di Indonesia pada tahun 1967, Ia aktif dalam mengajar dan pentas. Ia juga seorang dosen di Sekolah Musik Murni Medan, Institut Kesenian Jakarta.

Pada tahun 1994 Ia mendirikan Trisutji Kamal Ensemble, yang terdiri dari dua piano, vokal, tari dan alat-alat musik tradisional. Dengan ensemblenya ia telah mengadakan konser di berbagai kota di tanah air, Eropa, Afrika, dan Asia. Trisutji banyak mencipta untuk Orkes Simfoni, 2 piano concerto, satu diiringi gamelan bumbung digabung dengan harpa, biola alto dan cello, Orkes kamar, Sendratari, Ilustrasi Musik untuk film, Art Songs, Ensemble dan sejumlah karya untuk alat musik lain, sebagian besar adalah untuk piano.

Pujiwati Insia M. Effendi, pianis. Mulai belajar Piano pada usia 5 tahun dengan guru-guru dari Belanda, setelah mencapai tingkat lanjut (Advance) meneruskan pelajaran dengan Franz Zabo, Yohan Giesen, dan Henk te Strake. Pada usia 21 tahun, orangtuanya mengirimkannya ke konservatori di Geneva, Swiss, dimana ia mendapat hadiah ke –2 Virtuosity pada saat kelulusannya.

Memberikan debut konsernya dengan Orchestre de la Suisse Romande dengan memainkan Concerto de Chopin. Tahun 1960 ia diundang ke Amerika Serikat untuk mengadakan Recital Piano dan pertunjukan tarian jawa.

Perjalanannya diteruskan ke Bucharest dimana dia mendalami Piano dengan Prof. Magda Niculau dan Prof. Halmos di Rumania, Ibu Nina Isadora dan Ibu Adele Marcus. Kemudian ia mengikuti tugas suaminya di Hongkong dimana ia memberikan resital-resital dan mengiringi penyanyi di Art Center. Tahun 1993 ia mengadakan resital di Perth, Australia dan di tahun yang sama, ia bersama kawan-kawanya mendirikan Yayasan Musik Internasional, suatu lembaga non - profit untuk penghargaan dan mengembangkan musik sekaligus sebuah sekolah musik untuk memberi pelajaran kepada anak-anak yang berbakat memainkan instrument. Sampai saat ini ia masih aktif mengajar Piano dan mengadakan resital. Ia adalah ketua Yayasan Musik Internasional.

Yulia Bachar
Lulus dari Universitas pancasila di tahun 1990, dengan mayor Manajemen Ekonomi. Ia memulai karirnya di industri perbankan pada tahun 1992, mulai dari marketing, dealing room (treasury department), middle office (Risk control department), back office (settlement department), serta operasi perbankan. Ia memegang beberapa sertifikat yang berhubungan dengan pasar uang, manajemen resiko dan manajemen back office dari beberapa lembaga di Indonesia dan lembaga luar negeri seperti IPPM – Indonesia, Institute Banking and Finance Singapore, ACI Institute – Forexindo Indonesia, Money for Wealth Financial Services Indonesia dan Euromoney Training Singapore.

Ia memiliki ketertarikan khusus dengan manajemen resiko, dan di tahun 2004 dia memulai keterlibatannya dalam Global Association of Risk Professional sebagai anggota dari Membership Committee, kemudian di tahun 2005 Ia mendedikasikan waktunya sebagai Co Regional Director of Global Association of Risk Professional untuk Indonesia.

Di samping aktivitasnya dalam Industri Perbankan dan bergabung bersama dengan profesional lain dalam managemen resiko, sejak tahun 1998 ia juga menghabiskan waktunya untuk mendukung JakArt, suatu Festival seni, Budaya dan Pendidikan, dan ia juga selalu terlibat dalam kegiatan-kegiatan JakArt. Kadang kala ia yang menulis press-release, menterjemahkan dokumen, menangani merchandise dan mendukung di bagian accounting, sebagaimana ia menikmati menjadi sukarelawan di JakArt dan percaya bahwa JakArt akan bisa menstimulasi perkembangan masyarakat.

 

   


 Sekretariat JakArt: Jln. Lebak Bulus II / 20 A, Cilandak – Jakarta 12430, INDONESIA
Tel/ fax: + 62-21-75907687,
Tel: + 62-21-70830742, email: proseni@indosat.net.id