JAKARTA- Setelah melewati proses
kuratorial yang maraton dan mendalam, akhirnya 21 delegasi
Pelangi Indonesia yang terdiri atas seniman, budayawan,
kurator, dan pengelola pertunjukan akan berangkat ke Athena
dalam rangka Cultural Olympiad 2004.
Kegiatan olimpiade kebudayaan yang berbarengan dengan
Olympic Games Athena 2004 ini diikhtiarkan sebagai ajang untuk
menggagas dialog antarbudaya dan pentas kreativitas dengan
semangat perdamaian dan kerekatan sosial.
''Olimpiade kali ini merupakan momentum penting untuk
memulai dialog antarperadaban di tengah-tengah kegamangan
politik internasional dan ancaman terorisme,'' terang Taufik
Rahzen, Ketua Dewan Kurator Olimpiade Kebudayaan di TIM
Jakarta, Kamis (5/8) petang.
Bersama budayawan Romo Mudji Sutrisno, Garin Nugroho, Ary
Sutedja, Sujiwo Tedjo, Nirwan Arsuka, dan Edward Hutabarat,
Rahzen sebagai ketua kurator Komite Nasional Indonesia untuk
Olimpiade Kebudayaan (KNIOK) akan bertolak bersama ke Athena
pada Minggu (8/8) besok.
Dan untuk delegasi kali ini, Indonesia akan diwakili oleh
grup pertunjukan dan seniman individual yang dibingkai dan
dipengaruhi oleh tradisi wayang. ''Pilihan wayang sebagai
titik tolak bukan saja karena kesenian ini telah diakui
sebagai Masterpiece of World Heritage oleh UNESCO. Tapi juga
karena wayang Yunani atau biasa dikenal dengan Karagiosis
ternyata dipengaruhi wayang Jawa yang diperkenalkan pedagang
Arab Turki pada abad ke-14,'' terang Mudji Sutrisno.
Selain wayang, Sanggar Seni Maha Bajra Sandhi dari Denpasar
pimpinan Wayan Oka Granoka juga akan menampilkan serangkaian
pertunjukan dari tradisi klasik melalui Yoga musik.
''Mereka akan menampilkan Wayang Beber Sliksajati oleh
dalang cilik Ida Made Adnya Gentorang (12) yang akan
melakonkan Sutasoma karya Mpu Tantular. Pertunjukan ini
merupakan penjelahan aksara dan visual atas teks abad ke-14
yang melahirkan prinsip Bhineka Tunggal Ika,'' kata Edward
Hutabarat.
Instalasi Multimedia
Sedangkan perupa konptemporer Heri Dono akan menyuguhkan
karya instalasi multimedia Trojan Horse. Sebuah kreasi yang
terinpirisai dari peristiwa 11 September.
''Saya akan memparalelkan kisah Kuda Troya oleh Homer
dengan kisah pembebasan Sinta oleh Rama pada kisah Ramayana,''
terang Heri Dono.
Baik Bajra Sandhi dan Trojan Horse (kuda troya) akan
ditampilkan di Museum Benaki Athena, Ampitheater Olympia dan
Indonesian Caravan.
Dan untuk mengelilingkan berbagai kesenian Indonesia di
Yunani, kontingen Indonesia akan menggunakan Indonesian
Caravan. Sebuah bus pertunjukan (stage bus) yang akan
berkeliling dari kota Naplion, Patra, Pireaus, Pylos, Argos,
Thesaloniki, dan Creta.
''Beberapa musisi Indonesia seperti pianis Ari Sutedja-Davis,
Trisutji Kamal, violis Luluk Purwanto dan Helsedingen trionya,
dalang Nanang Hape, Tatang Setiadi, dan teaterawan Sari Majid
akan turut di bus tersebut,'' Kata Rahzen. Bersamaan dengan
perjalanan itu juga akan diputar film-film keragaman anak-anak
Indonesia terbaru karya Garin Nugroho serta sebuah film
anyarnya, trilogi politik yang mengambil tema pertunjukan
wayang orang. (G20-81)