![]() |
||||||
THE DAILY IF - JakArt's own Newspaper - Reporting about things that you wish would happen - A look into your own Future - Founder: Mpu Wyasa Aesop, C.E.O.: Isaac Newton/ Edisi I no. 1-4, Saka 1408, 361 solar 2.321 - Amanat Imaginasi Rakyat/ Bila anda terangsang untuk ikut berimajinasi, hubungi: Sekretariat Daily If di Jl. Lebak Bulus II no. 20a, Cilandak Barat,Jakarta Selatan 12430. Telp/fax +62-2175907687 Flexi: 70830742. email: proseni@indosat.net.id / website: http://www.jakart.info - IF DAILY - Albert Einstein: Chief Editor/ James Joice, George Perec: Editor/ Tan Malaka: Photographer/ Madonna: Promotion/ Radhar: Cleaning Service - Everything That U Wish/ The Imaginary Festival is a concept by Mikhail David | ||||||
THE DAILY IF |
||||||
Wilhelm Busch datang ke Festival Seni–Budaya Internasional Jakarta@2008 |
||||||
Jakarta, The Daily If. Wilhelm Busch memperkenalkan karyanya yang baru :“ Max und Moritz“. Semua pengunjung bertepuk tangan dan menyambut dengan gembira penyair Wilhelm Busch yang sangat terkenal di dunia, ketika ia memasuki TIM di Jakarta. Menteri Kebudayaan dan Pariwisata, Jero Wacik juga khusus datang ke TIM untuk menyambut Wilhelm Busch. „Saya sangat bangga mendapat kesempatan berkunjung ke Indonesia untuk memperkenalkan karya terbaru saya, yaitu komik „Max und Moritz“, jelas Wilhelm Busch. „Saya sangat gembira bahwa komik tersebut telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia“ , lanjutnya. „Max und Moritz“ mengisahkan dua pemuda yang selalu membuat kesal orang. Mereka selalu melakukan hal-hal yang tidak pantas dilakukan terhadap orang-orang yang seharusnya mereka hormati, jelasnya. Cerita bergambar tersebut mengisahkan tujuh cerita pendek tentang tingkah laku mereka yang sering menganggu warga setempat. Dalam kesempatan tersebut Wilhelm Busch menceritakan salah satu isi cerita pendek dari komiknya tersebut yaitu cerita ketiga. Dalam kisah tersebut diceritakan bahwa seorang ahli penjahit tinggal seorang diri di dekat sebuah sungai kecil, yang bisa diseberangi melalui sebuah titian kayu. Max dan Moritz ingin mempermainkan si ahli penjahit itu dengan mengergaji titian kayu tersebut. Mereka memanggil si ahli penjahit dengan berteriak. „ Ayo penjahit bodoh keluar dari rumahmu, kalau kamu berani .“ Mendengar kata-kata mereka, sang penjahit lari keluar rumah untuk menangkap kedua pemuda nakal itu. Tapi ketika dia menyeberangi titian yang telah digergaji, ia pun terjatuh ke dalam sungai. Ia berhasil menyelamatkan diri dengan bantuan seekor angsa yang berada di pinggir sungai. Angsa itu memberikan kakinya:“ Cerita tersebut merupakan salah satu cerita pendek yang berisikan pesan moral tentang bagaiman kita hidup di dunia. „Kita jangan berpikiran buruk apalagi berbuat buruk kepada orang lain. Jika kita melakukan hal tersebut, akan ada hukumannya. Hal itu juga dialami oleh Max und Moritz yang pada akhir cerita mendapatkan hukuman. Kalau ingin tau apa hukumannya, silakan baca sendiri,“ jelasnya sambil tersenyum. Semua hadirin yang datang di TIM sangat menghormati penyair Wilhelm Busch dan mereka gembira mendengar kabar bahwa penyair kondang itu akan pindah ke Indonesia untuk menikmati masa pensiunnya.
|
||||||
|